ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI
PEMASARAN PERUSAHAAN PERCETAKAN DAN PENERBITAN PT.
RAMBANG
DENGAN MENGGUNAKAN METODE EPIC MODEL
1.1. Latar Belakang Masalah
Periklanan mendapat sorotan tajam semenjak aspek informasi
menjadi bagian penting
dalam bisnis, kegiatan periklanan yang efektif dipandang
mampu mempengaruhi
kecendrungan mengkonsumsi dalam masyarakat.
Periklanan yang efektif akan mengubah
pengetahuan publik mengenai ketersediaan dan karakteristik
beberapa produk, elastisitas
permintaan produk akan sangat dipengaruhi aktivitas
periklanan. Berbagai hasil penelitian
menunjukkan bahwa anggaran iklan berpengaruh positif
terhadap penjualan dan market share,
sebaliknya peningkatan anggaran iklan pesaing berpengaruh
negatif terhadap tingkat
penjualan dan market share pesaingnya Darmadi
Durianto,(2003). Dampak iklan ternyata
bervariasi tergantung efektivitasnya, dengan demikian
anggaran iklan yang lebih besar tidak
selalu mampu mengubah penjualan dan market share dalam
tataran yang lebih besar pula.
Aktivitas periklanan berkorelasi erat dengan biaya, dan
biaya yang besar diperlukan untuk
beriklan dalam hal ini PT. Rambang mengeluarkan belanja
iklan rata-rata 200 juta rupiah per
tahun dengan omzet penjualan rata-rata 16 milyar rupiah
per tahun, maka dari itu efektivitas
periklanan memperoleh perhatian yang serius, strategi dan
program yang handal diperlukan
untuk mencapai dampak iklan yang diinginkan, terlebih lagi
diperlukan pula teknik
pengukuran untuk memantau efektivitas iklan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif.
Berdasarkan keterangan diatas maka dapat diketahui bahwa
strategi iklan yang tepat
sangatlah diperlukan perusahaan agar kegiatan perusahaan
dapat berjalan dengan lancar, oleh
karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap strategi promosi dalam hal ini
iklan yang sudah dilakukan oleh Perusahaan percetakan dan
penerbitan PT Rambang, yang
diharapkan akan mampu mengatasi kurang optimalnya
periklanan yang dilakukan Perusahaan ini.
1.2. Perumusan Masalah
Apakah iklan yang digunakan oleh perusahaan percetakan dan
penerbitan PT Rambang
sudah cukup efektif dipandang dari tingkat empathy (empati),
persuasion (persuasi), impact
(dampak) serta communication (komunikasi) di
masyarakat ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektifitas iklan
yang sudah digunakan oleh PT Rambang sebagai salah satu
strategi pemasaran yang sudah
dilakukan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Periklanan
Pengertian iklan secara komprehensif adalah “semua bentuk
aktivitas untuk
menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa
secara nonpersonal yang dibayar
oleh sponsor tertentu. Caples, Jhon, (1997) menyatakan
bahwa periklanan adalah segala
bentuk penyajian non personal, promosi dan ide, barang
ataupun jasa oleh sponsor tertentu
yang memerlukan pembayaran. Sedangkan menurut Darmadi
Durianto (2003) periklanan
merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk
membujuk atau menggiring orang
untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak
pembuat iklan.
Periklanan merupakan satu dari empat alat penting yang
digunakan oleh perusahaan
untuk memperlancar komunikasi persuasif terhadap pembelian
dan masyarakat yang
ditargetkan. Kemudian juga definisi iklan dan periklanan
yang dipopulerkan oleh AMA
(American Marketing Association) adalah iklan sebagai
semua bentuk bayaran untuk
mengimplementasikan dan mempromosikan ide, barang atau
jasa secara non personal oleh
sponsor yang jelas, sedangkan periklanan adalah seluruh
proses yang meliputi penyiapan,
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan iklan (Fandy Tjiptono,
1997:229).
Iklan ini juga merupakan salah satu kegiatan yang
dilakukan oleh PT.Rambang dalam
rangka memasarkan produk-produknya. Adapun defenisi dari
Iklan menurut Batra, Rajeev,
Jhon.G Myers, and David A. Aaker. (1996) adalah “Penyampaian
informasi dari penjual
kepada pembeli untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku”.
Iklan merupakan bagian dari komunikasi yang terdiri dari
berbagai kegiatan untuk
memberikan informasi dari komunikasi kepada pasar sasaran
akan adanya suatu produk baik
berupa barang, jasa dan ide. Berhasil tidaknya Iklan yang
dilakukan tergantung dari media
mana yang digunakan untuk mencapai sasaran, oleh karenanya
masalah pemilihan media iklan
tidak hanya didasarkan pada perkiraan saja, melainkan
harus diperhatikan sifat-sifat iklan dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kegiatan iklan yang
dilakukan.
Menurut Tjiptono (1997:240) faktor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam memilih
media iklan adalah :
a. Dana yang digunakan untuk iklan
Jumlah dana tersedia merupakan faktoir penting yang
mempengaruhi bauran iklan,
perusahaan yang memiliki dana yang lebih besar kegiatan
iklannya akan lebih efektif
dibanding dengan perusahaan yang memiliki dana yang
terbatas.
B. Sifat Pasar
Beberapa sifat pasar yang mempengaruhi sifat bauran ini
meliputi : luas pasar secara
geografis, konsentrasi pasar, macam pembeli.
c. Jenis Produk
Strategi iklan yang dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi
juga oleh jenis produksinya,
apakah barang konsumsi atau barang industri.
d. Tahap-Tahap Dalam Siklus Kehidupan Barang
Strategi yang diambil untuk mengiklankan barang
dipengaruhi oleh tahap-tahap siklus
kehidupan barang yaitu tahap perkenalan, pertumbuhan,
kedewasaan dan tahap kejenuhan.
2.1.2 Faktor-faktor Yang Perlu Dipertimbangkan dalam
beriklan
Kriteria yang dipakai untuk menentukan faktor kunci adalah
apakah informasi tersebut
akan mempengaruhi pilihan iklan yang digunakan.
a. Pemilihan waktu
Ini selalu penting dan dapat dibagi menjadi beberapa segi
:
a) Kapan konsep pemasaran harus siap
b) Kapan iklan tersebut akan berjalan
c) Berapa lama iklan tersebut akan berjalan
Pemilihan waktu pada setiap tahap akan sangat mempengaruhi
apa yang dapat dan tidak
dapat tercapai.
b. Pasar sasaran
Pasar sasaran menentukan ciri kelompok yang dituju : umur,
lokasi, kelas sosial, jenis
kelamin, dan frekuensi pembelian. Untuk pasar perusahaan
ini akan membedakan menurut
besarnya perusahaan dan jenis usahanya.
c. Perubahan-perubahan dalam pasar
Adalah menentukan hal-hal penting dari apa yang sedang
terjadi dalam pasar, apakah
pasar membaik atau memburuk, apa yang sedang dilakukan
para pesaing, apakah dampak
musiman dan lain-lain. Umumnya informasi ini tersedia
banyak sekali dan karenanya kita
harus selektif.
d. Nilai produk atau jasa
Bagaimana atau apa yang dimiliki oleh produk atau jasa
yang ditawarkan apakah rasanya
sangat menyenangkan atau kasar.
e. Pengalaman masa lalu
Hindari pemborosan waktu dengan tidak menggunakan yang
dulu ternyata gagal, gagasan
yang dibuang atau bonus yang dapat diterima secara etis.
2.1.3 Efektifitas Periklanan
a. Efektifitas
merupakan suatu pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya, maka efektifitas dapat
didefinisikan dengan melakukan pekerjaan
yang benar. ( Drucker dan Al Fansusu, 1989:14 )
b. Menurut Fredy Rangkuty (1997:136) efektifitas iklan
adalah pengukuran iklan dalam arti
tercapainya sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
2.1.4 Efektifitas Iklan diukur dengan Metode Epic Model
Efektivitas iklan dapat diukur dengan menggunakan Epic
model, Darmadi Durianto
(2003). Epic model yang dikembangkan oleh AC Nielsen,
salah satu perusahaan peneliti
pemasaran terkemuka di dunia, Epic Model dan mencakup
empat dimensi kritis yaitu empati,
persuasi, dampak dan komunikasi (Empathy, Persuasion, Impact
and communications – EPIC)
berikut akan dipaparkan dimensi – dimensi dalam Epic
model.
A. Dimensi Empati
Dimensi empati memberikan informasi yang berharga tentang
daya tarik suatu merek.
Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang
mengidentifikasikan dirinya atau
merasa dirinya pada keadaan perasaan atau fikiran yang
sama dengan orang atau kelompok
lain, Kamus besar bahasa Indonesia, (1988:228).
Empati melibatkan afeksi dan kognisi konsumen, menurut
J.Paul Peter dan Jerry C
Olson (1999), afeksi dan kognisi mengacu pada dua tipe
tanggapan internal psikologis yang
dimiliki konsumen terhadap rangsangan lingkungan dan
kejadian yang berlangsung. Dalam
bahasa yang lebih sederhana, afeksi melibatkan perasaan,
sementara kognisi melibatkan
pemikiran, variasi tanggapan afektif dapat berupa
penilaian positif, negatif, menyenangkan
atau tidak menyenangkan, dan konsumen dapat merasakan
empat jenis tanggapan afektif yaitu
emosi, perasaan khusus, suasana hati dan evaluasi yang
berbeda dalam tingkat intensitas dan
daya improvisasinya.
B. Dimensi Persuasi
Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan
suatu iklan untuk
peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga
pemasang iklan memperoleh
pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen
untuk membeli serta
memperoleh kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya
tarik suatu merek.
Persuasi (persuasion) adalah perubahan kepercayaan,
sikap, dan keinginan berperilaku
yang disebabkan satu komunikasi promosi. Komunikasi
promosi, seperti periklanan, yang
dapat mempengaruhi konsumen dapat menggunakan dua proses
kognitif, yaitu : “jalur sentral”
dan “Jalur periferal” menuju persuasi. Proses persuasi
yang akan dipakai ditentukan dengan
tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan produk . (Peter
dan Olson 1996).
Jalur sentral menuju persuasi (central route persuasion)
cenderung muncul ketika
tingkat keterlibatan konsumen meningkat. Pada jalur
sentral, konsumen “memfokuskan diri
pada pesan produk” dalam iklan. Konsumen menerjemahkan
pesan produk dalam iklan
tersebut, lalu membentuk kepercayaan tentang cirri-ciri
dan konsekuensi produk, serta
mengintegrasikan makna tersebut untuk membentuk sikap dan
keinginan. Jalur periferal
menuju persuasi (peripheral route persuasion)
cenderung muncul ketika tingkat keterlibatan
konsumen lebih rendah. Dalam jalur periferal, konsumen
tidak memfokuskan diri pada pesan
produk dalam sebuah iklan tetapi pada perangsang
“periferal”, seperti selebriti atau musik
yang popular dan menarik.
C. Dimensi Impact
Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat
terlihat menonjol
dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan
apakah suatu iklan mampu melibatkan
konsumen dalam pesan yang di sampaikan. Dampak (impact)
yang diinginkan dari hasil iklan
adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge)
yang dicapai konsumen melalui
tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan
produk dan atau proses pemilihan.
Konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk (levels of
product knowledge) yang berbedabeda,
yang dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru
dan membuat pilihan
pembelian. Konsumen dapat memiliki empat tingkat
pengetahuan produk, yaitu : kelas
produk, bentuk produk, merek, dan model.
Selain itu konsumen juga dapat memiliki tiga jenis
pengetahuan produk, yaitu
pengetahuan tentang ciri atau karakter produk, konsekuensi
atau manfaat positif menggunakan
produk, dan nilai yang akan dipuaskan atau dicapai suatu
produk. Keterlibataan (involvement)
mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau
relevansi personal suatu objek,
kejadian, atau aktifitas. Konsumen yang melihat bahwa
suatu produk memiliki konsekuensi
yang relevan secara pribadi, maka konsumen dikatakan
terlibat dengan produk tersebut dan
memiliki hubungan dengan produk tersebut. Konsekuensi
dengan suatu produk atau suatu
merek memiliki aspek kognitif maupun pengaruh. Secara
kognitif, yang termasuk dalam
keterlibatan adalah pengaruh, seperti evaluasi prodduk.
Jika keterlibatan suatu produk tinggi,
maka orang akan mengalami tanggapan pengaruh yang lebih
kuat, seperti emosi dan perasaan
yang kuat. Keterlibatan dapat berkisar dari tingkat yang
rendah – sedikit atau tidak ada
relevansinya – ketingkat yang moderat – ada relevansi yang
dirasakan – hingga ke tingkat
yang tinggi – relevansinya sangat dirasakan. Keterlibatan
adalah status motivasi yang
menggerakkan serta mengarahkan proses kognitif dan
perilaku konsumen pada saat mereka
membuat keputusan.
D. Dimensi Komunikasi
Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan
konsumen dalam
mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman
konsumen, serta kekuatan kesan yang
ditinggalkan pesan tersebut. Perspektif pemrosesan
kognitif adalah inti untuk mengembangkan
strategi pemasaran yang berhasil yang merupakan
permasalahan komunikasi.
Proses dimulai ketika sumber komunikasi promosi menentukan
informasi apa yang
harus dikomunikasikan, kemudian meng-enkoding pesan
tersebut dalam bentuk simbol-simbol
yang paling tepat (menggunakan kata, gambar, atau
tindakan). Kemudian, pesan
ditransmisikan ke sebuah penerima melalui berbagai media,
seperti pertunjukan televisi,
penawaran via pos, billboard, atau majalah.
Penerima atau konsumen, jika digiring ke suatu
promosi, harus men-dekoding atau menerjemahkan
maknanya. Kemudian, konsumen dapat
mengambil tindakan, seperti pergi ke toko atau melakukan
pembelian.
Dua tahapan model komunikasi sangat dibutuhkan, khususnya
demi keberhasilan
penerapan strategi promosi. Tahapan pertama terjadi ketika
pemasar menciptakan komunikasi
promosi untuk meng-enkoding suatu makna. Tahap
kedua adalah pen-dekoding-an, yaitu
konsumen masuk dan memahami informasi dalam komunikasi
promosi dan mengembangkan
interpretasi pribadi mereka terhadap makna yang ditangkap.