Jumat, 23 November 2012

Percetakan

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI
PEMASARAN PERUSAHAAN PERCETAKAN DAN PENERBITAN PT. RAMBANG
DENGAN MENGGUNAKAN METODE EPIC MODEL

1.1.            Latar Belakang Masalah
                                      
Periklanan mendapat sorotan tajam semenjak aspek informasi menjadi bagian penting
dalam bisnis, kegiatan periklanan yang efektif dipandang mampu mempengaruhi
kecendrungan mengkonsumsi dalam masyarakat.
Periklanan yang efektif akan mengubah
pengetahuan publik mengenai ketersediaan dan karakteristik beberapa produk, elastisitas
permintaan produk akan sangat dipengaruhi aktivitas periklanan. Berbagai hasil penelitian
menunjukkan bahwa anggaran iklan berpengaruh positif terhadap penjualan dan market share,
sebaliknya peningkatan anggaran iklan pesaing berpengaruh negatif terhadap tingkat
penjualan dan market share pesaingnya Darmadi Durianto,(2003). Dampak iklan ternyata
bervariasi tergantung efektivitasnya, dengan demikian anggaran iklan yang lebih besar tidak
selalu mampu mengubah penjualan dan market share dalam tataran yang lebih besar pula.
Aktivitas periklanan berkorelasi erat dengan biaya, dan biaya yang besar diperlukan untuk
beriklan dalam hal ini PT. Rambang mengeluarkan belanja iklan rata-rata 200 juta rupiah per
tahun dengan omzet penjualan rata-rata 16 milyar rupiah per tahun, maka dari itu efektivitas
periklanan memperoleh perhatian yang serius, strategi dan program yang handal diperlukan
untuk mencapai dampak iklan yang diinginkan, terlebih lagi diperlukan pula teknik
pengukuran untuk memantau efektivitas iklan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Berdasarkan keterangan diatas maka dapat diketahui bahwa strategi iklan yang tepat
sangatlah diperlukan perusahaan agar kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan lancar, oleh
karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap strategi promosi dalam hal ini
iklan yang sudah dilakukan oleh Perusahaan percetakan dan penerbitan PT Rambang, yang
diharapkan akan mampu mengatasi kurang optimalnya periklanan yang dilakukan Perusahaan ini.
1.2. Perumusan Masalah
Apakah iklan yang digunakan oleh perusahaan percetakan dan penerbitan PT Rambang
sudah cukup efektif dipandang dari tingkat empathy (empati), persuasion (persuasi), impact
(dampak) serta communication (komunikasi) di masyarakat ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas iklan
yang sudah digunakan oleh PT Rambang sebagai salah satu strategi pemasaran yang sudah
dilakukan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Periklanan
Pengertian iklan secara komprehensif adalah “semua bentuk aktivitas untuk
menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang dibayar
oleh sponsor tertentu. Caples, Jhon, (1997) menyatakan bahwa periklanan adalah segala
bentuk penyajian non personal, promosi dan ide, barang ataupun jasa oleh sponsor tertentu
yang memerlukan pembayaran. Sedangkan menurut Darmadi Durianto (2003) periklanan
merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang
untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.
Periklanan merupakan satu dari empat alat penting yang digunakan oleh perusahaan
untuk memperlancar komunikasi persuasif terhadap pembelian dan masyarakat yang
ditargetkan. Kemudian juga definisi iklan dan periklanan yang dipopulerkan oleh AMA
(American Marketing Association) adalah iklan sebagai semua bentuk bayaran untuk
mengimplementasikan dan mempromosikan ide, barang atau jasa secara non personal oleh
sponsor yang jelas, sedangkan periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan,
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan iklan (Fandy Tjiptono, 1997:229).
Iklan ini juga merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh PT.Rambang dalam
rangka memasarkan produk-produknya. Adapun defenisi dari Iklan menurut Batra, Rajeev,
Jhon.G Myers, and David A. Aaker. (1996) adalah “Penyampaian informasi dari penjual
kepada pembeli untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku”.
Iklan merupakan bagian dari komunikasi yang terdiri dari berbagai kegiatan untuk
memberikan informasi dari komunikasi kepada pasar sasaran akan adanya suatu produk baik
berupa barang, jasa dan ide. Berhasil tidaknya Iklan yang dilakukan tergantung dari media
mana yang digunakan untuk mencapai sasaran, oleh karenanya masalah pemilihan media iklan
tidak hanya didasarkan pada perkiraan saja, melainkan harus diperhatikan sifat-sifat iklan dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kegiatan iklan yang dilakukan.
Menurut Tjiptono (1997:240) faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih
media iklan adalah :
a. Dana yang digunakan untuk iklan
Jumlah dana tersedia merupakan faktoir penting yang mempengaruhi bauran iklan,
perusahaan yang memiliki dana yang lebih besar kegiatan iklannya akan lebih efektif
dibanding dengan perusahaan yang memiliki dana yang terbatas.
B. Sifat Pasar
Beberapa sifat pasar yang mempengaruhi sifat bauran ini meliputi : luas pasar secara
geografis, konsentrasi pasar, macam pembeli.
c. Jenis Produk
Strategi iklan yang dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi juga oleh jenis produksinya,
apakah barang konsumsi atau barang industri.
d. Tahap-Tahap Dalam Siklus Kehidupan Barang
Strategi yang diambil untuk mengiklankan barang dipengaruhi oleh tahap-tahap siklus
kehidupan barang yaitu tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan dan tahap kejenuhan.
2.1.2 Faktor-faktor Yang Perlu Dipertimbangkan dalam beriklan
Kriteria yang dipakai untuk menentukan faktor kunci adalah apakah informasi tersebut
akan mempengaruhi pilihan iklan yang digunakan.
a. Pemilihan waktu
Ini selalu penting dan dapat dibagi menjadi beberapa segi :
a) Kapan konsep pemasaran harus siap
b) Kapan iklan tersebut akan berjalan
c) Berapa lama iklan tersebut akan berjalan
Pemilihan waktu pada setiap tahap akan sangat mempengaruhi apa yang dapat dan tidak
dapat tercapai.
b. Pasar sasaran
Pasar sasaran menentukan ciri kelompok yang dituju : umur, lokasi, kelas sosial, jenis
kelamin, dan frekuensi pembelian. Untuk pasar perusahaan ini akan membedakan menurut
besarnya perusahaan dan jenis usahanya.
c. Perubahan-perubahan dalam pasar
Adalah menentukan hal-hal penting dari apa yang sedang terjadi dalam pasar, apakah
pasar membaik atau memburuk, apa yang sedang dilakukan para pesaing, apakah dampak
musiman dan lain-lain. Umumnya informasi ini tersedia banyak sekali dan karenanya kita
harus selektif.
d. Nilai produk atau jasa
Bagaimana atau apa yang dimiliki oleh produk atau jasa yang ditawarkan apakah rasanya
sangat menyenangkan atau kasar.
e. Pengalaman masa lalu
Hindari pemborosan waktu dengan tidak menggunakan yang dulu ternyata gagal, gagasan
yang dibuang atau bonus yang dapat diterima secara etis.
2.1.3 Efektifitas Periklanan
a. Efektifitas merupakan suatu pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya, maka efektifitas dapat didefinisikan dengan melakukan pekerjaan
yang benar. ( Drucker dan Al Fansusu, 1989:14 )
b. Menurut Fredy Rangkuty (1997:136) efektifitas iklan adalah pengukuran iklan dalam arti
tercapainya sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
2.1.4 Efektifitas Iklan diukur dengan Metode Epic Model
Efektivitas iklan dapat diukur dengan menggunakan Epic model, Darmadi Durianto
(2003). Epic model yang dikembangkan oleh AC Nielsen, salah satu perusahaan peneliti
pemasaran terkemuka di dunia, Epic Model dan mencakup empat dimensi kritis yaitu empati,
persuasi, dampak dan komunikasi (Empathy, Persuasion, Impact and communications – EPIC)
berikut akan dipaparkan dimensi – dimensi dalam Epic model.
A. Dimensi Empati
Dimensi empati memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik suatu merek.
Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau
merasa dirinya pada keadaan perasaan atau fikiran yang sama dengan orang atau kelompok
lain, Kamus besar bahasa Indonesia, (1988:228).
Empati melibatkan afeksi dan kognisi konsumen, menurut J.Paul Peter dan Jerry C
Olson (1999), afeksi dan kognisi mengacu pada dua tipe tanggapan internal psikologis yang
dimiliki konsumen terhadap rangsangan lingkungan dan kejadian yang berlangsung. Dalam
bahasa yang lebih sederhana, afeksi melibatkan perasaan, sementara kognisi melibatkan
pemikiran, variasi tanggapan afektif dapat berupa penilaian positif, negatif, menyenangkan
atau tidak menyenangkan, dan konsumen dapat merasakan empat jenis tanggapan afektif yaitu
emosi, perasaan khusus, suasana hati dan evaluasi yang berbeda dalam tingkat intensitas dan
daya improvisasinya.
B. Dimensi Persuasi
Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan untuk
peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang iklan memperoleh
pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta
memperoleh kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek.
Persuasi (persuasion) adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku
yang disebabkan satu komunikasi promosi. Komunikasi promosi, seperti periklanan, yang
dapat mempengaruhi konsumen dapat menggunakan dua proses kognitif, yaitu : “jalur sentral”
dan “Jalur periferal” menuju persuasi. Proses persuasi yang akan dipakai ditentukan dengan
tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan produk . (Peter dan Olson 1996).
Jalur sentral menuju persuasi (central route persuasion) cenderung muncul ketika
tingkat keterlibatan konsumen meningkat. Pada jalur sentral, konsumen “memfokuskan diri
pada pesan produk” dalam iklan. Konsumen menerjemahkan pesan produk dalam iklan
tersebut, lalu membentuk kepercayaan tentang cirri-ciri dan konsekuensi produk, serta
mengintegrasikan makna tersebut untuk membentuk sikap dan keinginan. Jalur periferal
menuju persuasi (peripheral route persuasion) cenderung muncul ketika tingkat keterlibatan
konsumen lebih rendah. Dalam jalur periferal, konsumen tidak memfokuskan diri pada pesan
produk dalam sebuah iklan tetapi pada perangsang “periferal”, seperti selebriti atau musik
yang popular dan menarik.
C. Dimensi Impact
Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat terlihat menonjol
dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu iklan mampu melibatkan
konsumen dalam pesan yang di sampaikan. Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil iklan
adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui
tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan.
Konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk (levels of product knowledge) yang berbedabeda,
yang dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan
pembelian. Konsumen dapat memiliki empat tingkat pengetahuan produk, yaitu : kelas
produk, bentuk produk, merek, dan model. 
Selain itu konsumen juga dapat memiliki tiga jenis pengetahuan produk, yaitu
pengetahuan tentang ciri atau karakter produk, konsekuensi atau manfaat positif menggunakan
produk, dan nilai yang akan dipuaskan atau dicapai suatu produk. Keterlibataan (involvement)
mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek,
kejadian, atau aktifitas. Konsumen yang melihat bahwa suatu produk memiliki konsekuensi
yang relevan secara pribadi, maka konsumen dikatakan terlibat dengan produk tersebut dan
memiliki hubungan dengan produk tersebut. Konsekuensi dengan suatu produk atau suatu
merek memiliki aspek kognitif maupun pengaruh. Secara kognitif, yang termasuk dalam
keterlibatan adalah pengaruh, seperti evaluasi prodduk. Jika keterlibatan suatu produk tinggi,
maka orang akan mengalami tanggapan pengaruh yang lebih kuat, seperti emosi dan perasaan
yang kuat. Keterlibatan dapat berkisar dari tingkat yang rendah – sedikit atau tidak ada
relevansinya – ketingkat yang moderat – ada relevansi yang dirasakan – hingga ke tingkat
yang tinggi – relevansinya sangat dirasakan. Keterlibatan adalah status motivasi yang
menggerakkan serta mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka
membuat keputusan.
D. Dimensi Komunikasi
Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam
mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang
ditinggalkan pesan tersebut. Perspektif pemrosesan kognitif adalah inti untuk mengembangkan
strategi pemasaran yang berhasil yang merupakan permasalahan komunikasi.
Proses dimulai ketika sumber komunikasi promosi menentukan informasi apa yang
harus dikomunikasikan, kemudian meng-enkoding pesan tersebut dalam bentuk simbol-simbol
yang paling tepat (menggunakan kata, gambar, atau tindakan). Kemudian, pesan
ditransmisikan ke sebuah penerima melalui berbagai media, seperti pertunjukan televisi,
penawaran via pos, billboard, atau majalah. Penerima atau konsumen, jika digiring ke suatu
promosi, harus men-dekoding atau menerjemahkan maknanya. Kemudian, konsumen dapat
mengambil tindakan, seperti pergi ke toko atau melakukan pembelian.
Dua tahapan model komunikasi sangat dibutuhkan, khususnya demi keberhasilan
penerapan strategi promosi. Tahapan pertama terjadi ketika pemasar menciptakan komunikasi
promosi untuk meng-enkoding suatu makna. Tahap kedua adalah pen-dekoding-an, yaitu
konsumen masuk dan memahami informasi dalam komunikasi promosi dan mengembangkan
interpretasi pribadi mereka terhadap makna yang ditangkap.