ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI
PEMASARAN PERUSAHAAN PERCETAKAN DAN PENERBITAN PT.
RAMBANG
DENGAN MENGGUNAKAN METODE EPIC MODEL
1.1.
Latar Belakang Masalah
Periklanan mendapat sorotan tajam semenjak aspek informasi
menjadi bagian penting
dalam bisnis, kegiatan periklanan yang efektif dipandang
mampu mempengaruhi
kecendrungan mengkonsumsi dalam masyarakat.
Periklanan yang efektif akan mengubah
pengetahuan publik mengenai ketersediaan dan karakteristik
beberapa produk, elastisitas
permintaan produk akan sangat dipengaruhi aktivitas
periklanan. Berbagai hasil penelitian
menunjukkan bahwa anggaran iklan berpengaruh positif
terhadap penjualan dan market share,
sebaliknya peningkatan anggaran iklan pesaing berpengaruh
negatif terhadap tingkat
penjualan dan market share pesaingnya Darmadi
Durianto,(2003). Dampak iklan ternyata
bervariasi tergantung efektivitasnya, dengan demikian
anggaran iklan yang lebih besar tidak
selalu mampu mengubah penjualan dan market share dalam
tataran yang lebih besar pula.
Aktivitas periklanan berkorelasi erat dengan biaya, dan
biaya yang besar diperlukan untuk
beriklan dalam hal ini PT. Rambang mengeluarkan belanja
iklan rata-rata 200 juta rupiah per
tahun dengan omzet penjualan rata-rata 16 milyar rupiah
per tahun, maka dari itu efektivitas
periklanan memperoleh perhatian yang serius, strategi dan
program yang handal diperlukan
untuk mencapai dampak iklan yang diinginkan, terlebih lagi
diperlukan pula teknik
pengukuran untuk memantau efektivitas iklan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif.
Berdasarkan keterangan diatas maka dapat diketahui bahwa
strategi iklan yang tepat
sangatlah diperlukan perusahaan agar kegiatan perusahaan
dapat berjalan dengan lancar, oleh
karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap strategi promosi dalam hal ini
iklan yang sudah dilakukan oleh Perusahaan percetakan dan
penerbitan PT Rambang, yang
diharapkan akan mampu mengatasi kurang optimalnya
periklanan yang dilakukan Perusahaan ini.
1.2. Perumusan Masalah
Apakah iklan yang digunakan oleh perusahaan percetakan dan
penerbitan PT Rambang
sudah cukup efektif dipandang dari tingkat empathy (empati),
persuasion (persuasi), impact
(dampak) serta communication (komunikasi) di
masyarakat ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektifitas iklan
yang sudah digunakan oleh PT Rambang sebagai salah satu
strategi pemasaran yang sudah
dilakukan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Periklanan
Pengertian iklan secara komprehensif adalah “semua bentuk
aktivitas untuk
menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa
secara nonpersonal yang dibayar
oleh sponsor tertentu. Caples, Jhon, (1997) menyatakan
bahwa periklanan adalah segala
bentuk penyajian non personal, promosi dan ide, barang
ataupun jasa oleh sponsor tertentu
yang memerlukan pembayaran. Sedangkan menurut Darmadi
Durianto (2003) periklanan
merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk
membujuk atau menggiring orang
untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak
pembuat iklan.
Periklanan merupakan satu dari empat alat penting yang
digunakan oleh perusahaan
untuk memperlancar komunikasi persuasif terhadap pembelian
dan masyarakat yang
ditargetkan. Kemudian juga definisi iklan dan periklanan
yang dipopulerkan oleh AMA
(American Marketing Association) adalah iklan sebagai
semua bentuk bayaran untuk
mengimplementasikan dan mempromosikan ide, barang atau
jasa secara non personal oleh
sponsor yang jelas, sedangkan periklanan adalah seluruh
proses yang meliputi penyiapan,
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan iklan (Fandy
Tjiptono, 1997:229).
Iklan ini juga merupakan salah satu kegiatan yang
dilakukan oleh PT.Rambang dalam
rangka memasarkan produk-produknya. Adapun defenisi dari
Iklan menurut Batra, Rajeev,
Jhon.G Myers, and David A. Aaker. (1996) adalah “Penyampaian
informasi dari penjual
kepada pembeli untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku”.
Iklan merupakan bagian dari komunikasi yang terdiri dari
berbagai kegiatan untuk
memberikan informasi dari komunikasi kepada pasar sasaran
akan adanya suatu produk baik
berupa barang, jasa dan ide. Berhasil tidaknya Iklan yang
dilakukan tergantung dari media
mana yang digunakan untuk mencapai sasaran, oleh karenanya
masalah pemilihan media iklan
tidak hanya didasarkan pada perkiraan saja, melainkan
harus diperhatikan sifat-sifat iklan dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kegiatan iklan yang
dilakukan.
Menurut Tjiptono (1997:240) faktor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam memilih
media iklan adalah :
a. Dana yang digunakan untuk iklan
Jumlah dana tersedia merupakan faktoir penting yang
mempengaruhi bauran iklan,
perusahaan yang memiliki dana yang lebih besar kegiatan
iklannya akan lebih efektif
dibanding dengan perusahaan yang memiliki dana yang
terbatas.
B. Sifat Pasar
Beberapa sifat pasar yang mempengaruhi sifat bauran ini
meliputi : luas pasar secara
geografis, konsentrasi pasar, macam pembeli.
c. Jenis Produk
Strategi iklan yang dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi
juga oleh jenis produksinya,
apakah barang konsumsi atau barang industri.
d. Tahap-Tahap Dalam Siklus Kehidupan Barang
Strategi yang diambil untuk mengiklankan barang
dipengaruhi oleh tahap-tahap siklus
kehidupan barang yaitu tahap perkenalan, pertumbuhan,
kedewasaan dan tahap kejenuhan.
2.1.2 Faktor-faktor Yang Perlu Dipertimbangkan dalam
beriklan
Kriteria yang dipakai untuk menentukan faktor kunci adalah
apakah informasi tersebut
akan mempengaruhi pilihan iklan yang digunakan.
a. Pemilihan waktu
Ini selalu penting dan dapat dibagi menjadi beberapa segi
:
a) Kapan konsep pemasaran harus siap
b) Kapan iklan tersebut akan berjalan
c) Berapa lama iklan tersebut akan berjalan
Pemilihan waktu pada setiap tahap akan sangat mempengaruhi
apa yang dapat dan tidak
dapat tercapai.
b. Pasar sasaran
Pasar sasaran menentukan ciri kelompok yang dituju : umur,
lokasi, kelas sosial, jenis
kelamin, dan frekuensi pembelian. Untuk pasar perusahaan
ini akan membedakan menurut
besarnya perusahaan dan jenis usahanya.
c. Perubahan-perubahan dalam pasar
Adalah menentukan hal-hal penting dari apa yang sedang
terjadi dalam pasar, apakah
pasar membaik atau memburuk, apa yang sedang dilakukan
para pesaing, apakah dampak
musiman dan lain-lain. Umumnya informasi ini tersedia
banyak sekali dan karenanya kita
harus selektif.
d. Nilai produk atau jasa
Bagaimana atau apa yang dimiliki oleh produk atau jasa
yang ditawarkan apakah rasanya
sangat menyenangkan atau kasar.
e. Pengalaman masa lalu
Hindari pemborosan waktu dengan tidak menggunakan yang
dulu ternyata gagal, gagasan
yang dibuang atau bonus yang dapat diterima secara etis.
2.1.3 Efektifitas Periklanan
a. Efektifitas
merupakan suatu pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya, maka efektifitas dapat
didefinisikan dengan melakukan pekerjaan
yang benar. ( Drucker dan Al Fansusu, 1989:14 )
b. Menurut Fredy Rangkuty (1997:136) efektifitas iklan
adalah pengukuran iklan dalam arti
tercapainya sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
2.1.4 Efektifitas Iklan diukur dengan Metode Epic Model
Efektivitas iklan dapat diukur dengan menggunakan Epic
model, Darmadi Durianto
(2003). Epic model yang dikembangkan oleh AC Nielsen,
salah satu perusahaan peneliti
pemasaran terkemuka di dunia, Epic Model dan mencakup
empat dimensi kritis yaitu empati,
persuasi, dampak dan komunikasi (Empathy, Persuasion,
Impact and communications – EPIC)
berikut akan dipaparkan dimensi – dimensi dalam Epic
model.
A. Dimensi Empati
Dimensi empati memberikan informasi yang berharga tentang
daya tarik suatu merek.
Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang
mengidentifikasikan dirinya atau
merasa dirinya pada keadaan perasaan atau fikiran yang
sama dengan orang atau kelompok
lain, Kamus besar bahasa Indonesia, (1988:228).
Empati melibatkan afeksi dan kognisi konsumen, menurut
J.Paul Peter dan Jerry C
Olson (1999), afeksi dan kognisi mengacu pada dua tipe
tanggapan internal psikologis yang
dimiliki konsumen terhadap rangsangan lingkungan dan
kejadian yang berlangsung. Dalam
bahasa yang lebih sederhana, afeksi melibatkan perasaan,
sementara kognisi melibatkan
pemikiran, variasi tanggapan afektif dapat berupa
penilaian positif, negatif, menyenangkan
atau tidak menyenangkan, dan konsumen dapat merasakan
empat jenis tanggapan afektif yaitu
emosi, perasaan khusus, suasana hati dan evaluasi yang
berbeda dalam tingkat intensitas dan
daya improvisasinya.
B. Dimensi Persuasi
Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan
suatu iklan untuk
peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga
pemasang iklan memperoleh
pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen
untuk membeli serta
memperoleh kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya
tarik suatu merek.
Persuasi (persuasion) adalah perubahan kepercayaan,
sikap, dan keinginan berperilaku
yang disebabkan satu komunikasi promosi. Komunikasi
promosi, seperti periklanan, yang
dapat mempengaruhi konsumen dapat menggunakan dua proses
kognitif, yaitu : “jalur sentral”
dan “Jalur periferal” menuju persuasi. Proses persuasi
yang akan dipakai ditentukan dengan
tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan produk . (Peter
dan Olson 1996).
ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI
PEMASARAN PERUSAHAAN PERCETAKAN DAN
PENERBITAN PT RAMBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE EPIC MODEL
Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 3 No 6
Desember 2005 5
Jalur sentral menuju persuasi (central route persuasion)
cenderung muncul ketika
tingkat keterlibatan konsumen meningkat. Pada jalur
sentral, konsumen “memfokuskan diri
pada pesan produk” dalam iklan. Konsumen menerjemahkan
pesan produk dalam iklan
tersebut, lalu membentuk kepercayaan tentang cirri-ciri
dan konsekuensi produk, serta
mengintegrasikan makna tersebut untuk membentuk sikap dan
keinginan. Jalur periferal
menuju persuasi (peripheral route persuasion)
cenderung muncul ketika tingkat keterlibatan
konsumen lebih rendah. Dalam jalur periferal, konsumen
tidak memfokuskan diri pada pesan
produk dalam sebuah iklan tetapi pada perangsang
“periferal”, seperti selebriti atau musik
yang popular dan menarik.
C. Dimensi Impact
Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek
dapat terlihat menonjol
dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan
apakah suatu iklan mampu melibatkan
konsumen dalam pesan yang di sampaikan. Dampak (impact)
yang diinginkan dari hasil iklan
adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge)
yang dicapai konsumen melalui
tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan
produk dan atau proses pemilihan.
Konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk (levels of
product knowledge) yang berbedabeda,
yang dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru
dan membuat pilihan
pembelian. Konsumen dapat memiliki empat tingkat
pengetahuan produk, yaitu : kelas
produk, bentuk produk, merek, dan model, setiap tingkat
pengetahuan suatu produk PT Rambang .
Selain itu konsumen juga dapat memiliki tiga jenis
pengetahuan produk, yaitu
pengetahuan tentang ciri atau karakter produk, konsekuensi
atau manfaat positif menggunakan
produk, dan nilai yang akan dipuaskan atau dicapai suatu
produk. Keterlibataan (involvement)
mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau
relevansi personal suatu objek,
kejadian, atau aktifitas. Konsumen yang melihat bahwa
suatu produk memiliki konsekuensi
yang relevan secara pribadi, maka konsumen dikatakan
terlibat dengan produk tersebut dan
memiliki hubungan dengan produk tersebut. Konsekuensi
dengan suatu produk atau suatu
merek memiliki aspek kognitif maupun pengaruh. Secara
kognitif, yang termasuk dalam
keterlibatan adalah pengaruh, seperti evaluasi prodduk.
Jika keterlibatan suatu produk tinggi,
maka orang akan mengalami tanggapan pengaruh yang lebih
kuat, seperti emosi dan perasaan
yang kuat. Keterlibatan dapat berkisar dari tingkat yang
rendah – sedikit atau tidak ada
relevansinya – ketingkat yang moderat – ada relevansi yang
dirasakan – hingga ke tingkat
yang tinggi – relevansinya sangat dirasakan. Keterlibatan
adalah status motivasi yang
menggerakkan serta mengarahkan proses kognitif dan
perilaku konsumen pada saat mereka
membuat keputusan.
D. Dimensi Komunikasi
Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan
konsumen dalam
mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman
konsumen, serta kekuatan kesan yang
ditinggalkan pesan tersebut. Perspektif pemrosesan
kognitif adalah inti untuk mengembangkan
strategi pemasaran yang berhasil yang merupakan
permasalahan komunikasi.
Proses dimulai ketika sumber komunikasi promosi menentukan
informasi apa yang
harus dikomunikasikan, kemudian meng-enkoding pesan
tersebut dalam bentuk simbol-simbol
yang paling tepat (menggunakan kata, gambar, atau
tindakan). Kemudian, pesan
ditransmisikan ke sebuah penerima melalui berbagai media,
seperti pertunjukan televisi,
penawaran via pos, billboard, atau majalah.
Penerima atau konsumen, jika digiring ke suatu
promosi, harus men-dekoding atau menerjemahkan maknanya.
Kemudian, konsumen dapat
mengambil tindakan, seperti pergi ke toko atau melakukan
pembelian.
Dua tahapan model komunikasi sangat dibutuhkan, khususnya
demi keberhasilan
penerapan strategi promosi. Tahapan pertama terjadi ketika
pemasar menciptakan komunikasi
promosi untuk meng-enkoding suatu makna. Tahap
kedua adalah pen-dekoding-an, yaitu
konsumen masuk dan memahami informasi dalam komunikasi
promosi dan mengembangkan
interpretasi pribadi mereka terhadap makna yang ditangkap.
2.2 Penelitian Terdahulu
Menurut Yulita Sari (Tahun 2002) yang berjudul : Strategi
Promosi dalam
memasarkan produk kosmetik di PT AVON Cabang Palembang dan
Menyimpulkan bahwa
kegiatan promosi yang bersifat periklanan belum
dimanfaatkan dengan baik, terlihat belum
adanya iklan-iklan dari kegiatan usaha tersebut dan
kegiatan promosi penjualan yang
dilakukan hanya sebagian kecil dengan cara memajangkan
produk pada etalase kantor
perusahaan serta pameran-pameran.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain riset deskriftif untuk
menjelaskan efektifitas iklan
Perusahaan Percetakan dan Penerbitan PT Rambang Palembang
terhadap upaya meningkatkan
volume penjualan di Perusahaan ini.
3.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Tehnik Sampling
Klasifikasi pelanggan yang datang ke PT Rambang
dikelompokkan berdasarkan ciri
dan karakteristik tertentu seperti pelajar/ mahasiswa, ibu
rumah tangga, wiraswasta, Instansi
swasta dan BUMN serta pelanggan instansi pemerintahan. Hal
itu disebabkan karena tiap- tiap
kelompok tersebut mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda baik dari tuntutan pelayanan
maupun tuntutan administrasi lainnya.
Oleh karena itu metode penarikan sampel yang digunakan
penulis dalam penelitian ini
adalah convenient sampling. 300
responden diambil berdasarkan ketersediaan elemen dan
kemudahan untuk mendapatkannya ( Husein Umar, 2003 :
137 ).
Sampel (n) ditentukan sebanyak 100 konsumen yang
datang ke PT Rambang dalam
kurang waktu satu bulan diambil secara acak karena
menurut likert (1997:177)
sampel diambil
paling sedikit 30,50,75,100 atau kelipatannya.
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas
iklan yang selama ini telah
dilakukan PT. Percetakan dan Penerbit Rambang.
Indikator variabel yang akan diukur adalah
empati, persuasi, dampak dan komunikasi.
Tindakan yang digunakan dalam analisis dimana
efektifitas iklan diukur dengan
tercapainya sasaran yang telah ditentukan sebelumnya
oleh PT Rambang dan indikatorindikator
yang dipakai dalam penelitian ini adalah : empati,
persuasi, dampak dan komunikasi
(Empathy, Persuation, Impact dan Comunication – EPIC) dengan parameter riset
EPIC :
_ Empathy (
Empati )
_ Persuation ( Persuasi )
_ Impact (
Dampak )
_ Comunication ( Komunikasi )
3.4 Instrumen Penelitian
3.4.1. Data Primer
Menurut J. Supranto (1993 : 5) Data Primer merupakan jenis data yang terhimpun dari
langganan atau objek yang diteliti dan diolah untuk
pertama kalinya dalam konteks ini data
tersebut dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari
PT.Rambang, adapun Data Primer yang
diambil adalah data yang berupa materi-materi iklan
yang pernah dan sedang dilakukan oleh
PT.Rambang serta aktifitas perusahaan ini yang
berkaitan dengan kegiatan periklanan
Menurut J. Supranto (1993 : 5) Data Sekunder adalah data yang dihimpun dalam
bentuk yang sudah ada atau sudah jadi serta dapat
dipublikasikan data tersebut sudah
dikumpulkan dan diolah lembaga atau perusahaan
administrasi dan sekunder yang dihimpun
meliputi :
a. Volume Penjualan
b. Sejarah Perusahaan
c. Jumlah Tenaga Kerja
3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada Perusahaan Percetakan
dan Penerbitan PT Rambang
dalam kurun waktu satu bulan.
3.6 Metode Pengumpulan Data
a. Pengamatan Langsung
Adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan,
pencatatan dan analisa secara
langsung terhadap gejala-gejalan (fenomena) yang
terjadi secara sistematis pada objek
penelitian.
b. Wawancara
Adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan
wawancara kepada pihak-pihak
yang memiliki relevansi dengan penelitian ini, seperti
: Pelanggan maupun karyawan PT
Rambang
3.7 Teknik Analisis Data
Alat bantu analisis yang digunakan adalah program
aplikasi statistik yaitu software,Sebelum
mengadakan penganalisisan dilakukan juga pengujian
data untuk menjaga agar data yang
diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa uji
dan analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.7.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur derajat
ketepatan dalam penelitian tentang isi
atau arti sebenarnya yang diukur. Uji validitas akan
dilakukan dengan menghitung koefesien
korelasi antar subjek pada item pertanyaan dengan skor
test yang diperoleh dari hasil
kuesioner, yaitu dengan mencari nilai koefesien
korelasi (r) dari masing-masing pertanyaan
dan dibandingkan dengan nilai kritik tabel korelasi r.
Bila r hitung > r tabel, maka
pertanyaan/variabel tersebut adalah signifikan. Hal
ini berarti bahwa pertanyaan-pertanyaan,tersebut memiliki validitas konstrak,
yaitu memiliki konsistensi internal yang berarti bahwa pertanyaan-pertanyaan
tersebut mengukur aspek yang sama.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Keandalan atau reliabilitas diartikan sebagai seberapa
jauh pengukuran bebas dari
varian kesalahan acak (free from random error). Kesalahan acak akan menurunkan
tingkat
keandalan hasil pengukuran. Jika ingin merasa yakin
bahwa nilai dari kuesioner dapat
mencerminkan tingkat pengaruh keputusan konsumen
secara andal, penelitian yang dilakukan harus menunjukkan tingkat keandalan
data yang tinggi. Koefesien Cronbach Alpha adalah suatu alat analisis penilaian keandalan (reliability test) dari suatu skala yang dibuat.
Cara ini untuk menghitung korelasi skala yang dibuat dengan seluruh variabel
yang ada, dengan angka koefesien yang dapat diterima yaitu di atas 0,6.
3.7.3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
dalam penelitian ini
berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas dengan
menggunakan Nonparametric
Test
dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov Test. Hasil uji dapat dilihat pada
nilai asymp. Sig,
bila nilai asymp. sig tersebut < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut
terdistribusi secara normal.
3.7.4. Analisis Tabulasi Silang
Dalam menganalisis efektifitas iklan pada permasalahan
ini, penulis menggunakan
Analisis Tabulasi sederhana dan Penghitungan Rata-rata
Terbobot, Darmadi Durianto
(2003:95) sebagai berikut :
Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh
diolah ke bentuk prosentase.
P = x100%
fi
_fi
Dimana :
P = prosentase responden yang memilih kategori
tertentu
fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu.
_ fi = banyaknya jumlah responden
3.7.5. Skor Rata – rata
Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang
diberikan, diberikan bobot. Cara
menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil kali
nilai masing–masing bobotnya
dibagi dengan jumlah totall frekuensi.
Rumus :
X
fi
wi
Dimana ;
X = rata – rata berbobot
fi = frekuensi
wi = bobot
Setelah itu digunakan rentang skala penilaian untuk
menentukan posisi tanggapan
responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel.
Bobot alternatif jawaban yang
terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari
kisaran antara 0 hingga 6 yang
menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi
yang positif. Selanjutnya dihitung
rentang skala dengan rumus, sebagai berikut :
R bobot
M
Dimana ;
R ( bobot ) = bobot terbesar – bobot terkecil
M = banyaknya kategori bobot
3.7.6. Analisis Regresi Linear
Analisis regresi linear digunakan untuk mengetahui
atau menganalisa pengaruh
hubungan antara variabel tak bebas dengan satu atau
lebih variabel bebas. Model hubungan
variabel yang akan dianalisa sesuai dengan persamaan
regresi :
Y = a .bX
Dimana :
Y = Volume Penjualanan
a = Konstanta
b = Koefesien
Regresi
X = Belanja Iklan
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 . Profil Responden
Ulasan tentang efektifitas iklan pada perusahaan
percetakan dan penerbitan PT
Rambang dengan menggunakan metode EPIC model akan diperjelas dengan riset yang
dilaksanakan dalam kurun waktu tiga (3) bulan,
Responden adalah pelanggan PT Rambang
yang sudah pernah melihat iklan PT Rambang yang
berdomisili di kota Palembang dan
sekitarnya Riset menggunakan pendekatan survei. Data
diambil sejak pertengahan bulan
Desember 2004 sampai dengan bulan februari 2005 dengan
menggunakan kuesioner. Teknik
sampling yang digunakan adalah convenient sampling. 300 responden diambil berdasarkan
ketersediaan elemen dan kemudahan untuk
mendapatkannya. Penelitian mengenai aktivitas
iklan PT Rambang dengan EPIC model dilakukan untuk mengukur
efektifitas iklan tersebut
terhadap dampak komunikasi.
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui tingkat empathy, tingkat persuasi, tingkat
impact dan tingkat comunication. Dalam penelitian ini digunakan skala Likert. EPIC model
dari AC Nielsen juga akan dipakai untuk menghitung
efektivitas pembelanjaan dana iklan
dengan pendekatan rasio perbandingan pangsa pikiran (mind share) yang diperoleh PT
Rambang pada iklannya.
Penggalian terhadap responden diperoleh dari jawaban
mereka terhadap daftar
pertanyaan yang menyangkut profil responden maupun
atribut-atribut yang berkaitan dengan
EPIC model.
ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI
PEMASARAN PERUSAHAAN PERCETAKAN DAN
PENERBITAN PT RAMBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE EPIC
MODEL
Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 3 No 6
Desember 2005 11
Data 4.1. :
Variabel Penelitian
VARIABEL PARAMETER RISET KUALITATIF
KUANTITATIF
NILAI VARIABEL
Jenis Kelamin
_ Laki-laki
_ Perempuan
Umur
_ 17--20 tahun
_ 21– 31 tahun
_ 31– 40 tahun
_ > 40 tahun
Pendidikan
_ Tamat SLTP
_ Tamat SLTA
_ Tamat Akademi
_ Tamat Sarjana
_ Pekerjaan _ PNS
_ Pelajar/
Mahasiswa
_ Karyawan
swasta
_ Lain-lain
Pengeluaran per bulan
_ Rp.400.000 -
_Rp.500.000,-
_ Rp.500.001-
Rp.800.000,-
_ Rp.800.001-
Rp.1.000.000
_ >Rp.1.000.000
Profil
Responden
_ Wilayah
tempat tinggal _ Palembang
_ Jambi
_ Bangka
Belitung
_ Bengkulu
_ Baturaja
Sumber : Kuesioner Penelitian
Berikut adalah informasi hasil riset yang berkaitan
dengan profil responden. Mayoritas
responden (59,3%) bertempat tinggal di Palembang,
76,7% responden adalah karyawan/
karyawati. Sebanyak 67,3% responden berusia 21-40
tahun. Rentang usia ini tergolong usia
yang agak matang sampai matang pertimbangan transaksi.
Sebanyak 65,7% responden adalah
pria. Tingkat pendidikan responden tergolong baik.
Responden yang tamat SLTA sebesar
26,6% dan tamat sarjana S1 sebesar 66,0%. Sebagian
besar responden termasuk golongan
menengah ke atas. Sebanyak 41,0% responden
mengeluarkan dana untuk belanja dalam
sebulan antara delapan ratus ribu rupiah sampai dengan
diatas satu juta rupiah.
4.2. Uji Data
Analisa yang akan dilakukan sebelumnya perlu dilakukan
uji data untuk menjaga agar
data yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Uji
data yang akan dilakukan adalah uji
validitas, uji realibilitas dan uji normalitas. Alat
bantu analisis yang digunakan dalam analisis ini adalah program software
4.2.1. Uji Validitas
Suatu data dikatakan valid (sah) jika pertanyaan pada
suatu kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner
tersebut. Butir-butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner diuji terhadap faktor
terkait, kemudian faktor-faktor tersebut diuji terhadap konstrak, apakah valid
atau tidak valid. Kalau ternyata tidak valid maka butir pertanyaan yang tidak
valid tersebut disingkirkan dari kuesioner atau diperbaiki.
Suatu data dapat dikatakan valid apabila nilai
korelasi hitung data tersebut melebihi
nilai korelasi nya. Nilai r hitung adalah nilai-nilai
yang berada dalam kolom “corrected
item total correlation” dan nilai korelasi yang
diperoleh dari hasil pengolahan data
adalah sebesar 0.0951.
Jika r hasil positif, dan r hasil > r, maka butir pertanyaan atau
variabel tersebut valid.
Hasil Uji
Validitas
NO DIMENSI
BUTIR
PERTANYAAN
r HITUNG r TABEL KETERANGAN
E 1 0.9245 1 Empathy 0.0951 Valid
E 2 0.8783 0.0951 Valid
2 Persuasion P 1 0.8590 0.0951 Valid
P 2 0.9212 0.0951 Valid
3 Impact I 1 0.9554 0.0951 Valid
I 2 0.9525 0.0951 Valid
C 1 0.9379 0.0951 Valid
C 2 0.9096 0.0951 Valid
4 Communication
C 3 0.9300 0.0951 Valid
Sumber: diolah dari data primer
Berdasarkan hasil uji validitas tersebut di atas dari
9 variabel, semuanya
menunjukkan angka positif dan lebih besar dari r
tabel. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa
alat ukur yang digunakan sangat valid dan dapat
digunakan sebagai indikator dalam penelitian
ini.
4.2.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh
mana alat pengukur dapat
diandalkan. Uji realibilitas digunakan untuk mengukur
ketepatan atau kejituan suatu instrumen
jika dipergunakan untuk mengukur himpunan objek yang
sama berkali-kali akan mendapatkan
hasil yang serupa.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel (andal) jika
jawaban yang diberikan responden
terhadap pertanyaan adalah konsisten. Hubungan
tersebut dinyatakan dengan koefisien “r”.
Koefisien r berkisar dari 0 sampai dengan 1, dan nilai
r < 0.6 secara umum mengindikasikan
ketidaktercukupan konsistensi reliabilitas internal
(Malhotra Naresh K, Edisi 2, halaman 305).
Nilai r tersebut merupakan nilai alpha yang terletak
di akhir output
reliability analysis.
Jika
nilai r alpha positif, dan r alpha > dari 0.6
artinya butir pertanyaan/variabel tersebut adalah
reliabel/dapat dipercaya. Dari hasil pengolahan data,
diketahui bahwa nilai alpha adalah
sebesar 0.9798.
Hal ini artinya data yang dipergunakan telah layak untuk digunakan pada
pembahasan dan analisa berikutnya.
4.2.3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk memeriksa apakah nilai
variabel tak bebas Y
didistribusikan secara normal terhadap nilai variabel
bebas X. Dalam penelitian ini akan
diperiksa hubungan antara faktor (sebagai variabel tak
bebas) dengan indikator-indikator
terkait (sebagai variabel bebas) dengan faktor yang
dimaksud. Uji normalitas dengan
menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Suatu data dikatakan
terdistribusi
secara normal apabila nilai asymp Sig pada test tersebut bernilai <
0.05. Hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa nilai asymp sig pada uji normalitas ini terhadap
9 variabel tersebut
semuanya bernilai < 0.05. Kesimpulan yang dapat
diambil adalah ternyata semua variabel
tersebut terdistribusi secara normal. (Output
Terlampir)
4.3. Analisis EPIC Model
Untuk mengevaluasi efektivitas iklan dengan EPIC model digunakan Analisis Tabulasi
Sederhana dan penghitungan Rata-Rata Terbobot, sebagai
berikut (Darmadi Durianto, 2003
:104) :
4.3.1. Analisis Tabulasi Sederhana
Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh
diolah ke bentuk persentase a.
P = x 100%
_ fi
fi
Dimana :
P = Persentase responden yang memilih ketegori
tertentu
fi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu
_ fi =
Banyaknya jumlah responden
4.3.2. Skor Rata-rata
Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang
diberikan, diberi bobot. Cara
menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil kali
nilai masing-masing bobotnya dibagi
dengan jumlah total frekuensi.
Rumus :
fi
fi wi
x
dimana :
x = Rata-rata berbobot
fi = Frekuensi
wi = Bobot
Setelah itu, digunakan rentang skala penilaian untuk
menentukan posisi tanggapan
responden dengan menggunakan nilai skor setiap
variabel. Bobot alternatif jawaban yang
terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari
kisaran antara 0 hingga 6 yang
menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi
yang positif. Selanjutnya dihitung
rentang skala dengan rumus, sebagai berikut :
M
R (bobot)
Dimana :
R (bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil
M = banyaknya kategori bobot
Rentang skala Likert yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga 5, maka
rentang skala penilaian yang didapat adalah : Rs = 0,857
Sehingga posisi keputusannya menjadi :
4.3.3. Hasil Perhitungan
Faktor Empathy responden terhadap iklan PT Rambang
Jumlah Responden
Atribut Bobot
Empathy-1 Empathy-2
Sangat
jelek sekali
Sangat
jelek
Jelek
Cukup
Bagus
Sangat
bagus
Sangatbagus
sekali
Sumber: diolah dari data primer
4.3.3.1. Empathy (Empati)
Hasil analisis penelitian pengukuran efektivitas iklan
PT Rambang di media cetak
berdasarkan EPIC model diketahui dimensi empathy iklan
PT Rambang masuk dalam rentang
skala efektif. Hal ini menginformasikan bahwa konsumen
cukup menyukai iklan PT
Rambang, sehingga iklan tersebut cukup dapat
memberikan informasi yang berharga tentang
daya tarik produk dan jasa PT Rambang bagi konsumen.
4.3.3.2. Persuasion (Persuasi)
Dimensi persuasion iklan PT Rambang masuk dalam tentang skala cukup efektif, yang
menunjukkan bahwa iklan PT Rambang di media cetak
cukup dapat memberikan peningkatan
atau penguatan karakter produk dan jasa PT Rambang.
Iklan tersebut cukup mempunyai
dampak terhadap keinginan konsumen untuk menggunakan
jasa PT Rambang.
4.3.3.3. Pengaruh (Impact)
Dimensi impact iklan
PT Rambang masuk dalam rentang skala efektif. Hal ini berarti
bahwa produk dan jasa PT Rambang cukup menonjol
dibandingkan perusahaan lainnya. Dan,
iklan tersebut cukup melibatkan konsumen untuk
mengetahui produk dan jasa PT Rambang.
4.3.3.4. Komunikasi (Communication)
Dimensi Communication iklan PT Rambang masuk dalam rentang skala efektif, yang
menginformasikan bahwa konsumen dapat mengingat pesan
utama yang disampaikan. Pesan
tersebut meninggalkan kesan yang kuat dan pemahaman
konsumen akan produk dan jasa PT Rambang.
Secara keseluruhan EPIC rate, rata-rata adalah 3,48, artinya iklan PT Rambang efektif
saja tetapi kinerjanya belum maksimal. Secara
keseluruhan grafik hasil analisis efektivitas
iklan PT Rambang dengan metode EPIC model dapat
dilihat pada berikut :
4.4. Analisa Regresi Linier
4.4.1. Analisa Korelasi
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai
korelasi variabel belanja iklan yang
merupakan variabel bebas dengan variabel volume
penjualan yang merupakan variabel
terikatnya, sebagai berikut :
Tabel 4.7. : Nilai Korelasi
Sumber : Diolah dari data primer
Berdasarkan hasil analisa korelasi (pada tingkat
signifikansi 0,05 atau tingkat
kepercayaan 95%), diperoleh hasil pengujian yang
menunjukkan bahwa koefisien korelasi
antara Belanja Iklan (X) dengan Volume Penjualan (Y)
memiliki nilai signifikansi sebesar
0.000, karena nilai signifikansi tersebut berada dibawah 0.05, ini berarti
memang terdapat
hubungan (korelasi) antara Belanja Iklan dengan Volume
Penjualan tersebut. Nilai korelasi
antara Belanja Iklan dengan Volume Penjualan ini
adalah sebesar 0.956, ini berarti hubungan
(korelasi) yang terjadi sangat kuat antara Belanja Iklan
dengan Volume Penjualan. Atau
dengan kata lain, semakin meningkat Belanja Iklan yang
dikeluarkan perusahan, maka akan
semakin meningkat pula Volume Penjualan perusahaan.
Ini berarti perusahaan dapat
mempertahankan iklan yang telah digunakan atau bahkan
ditingkatkan bila memungkinkan,
karena terbukti dari hasil analisis korelasi ini
ternyata belanja iklan yang dikeluarkan secara
efektif telah mampu mempengaruhi peningkatan volume
penjualan.
4.4.2. Analisa Koefisien Determinasi (R2)
Dari hasil pengujian didapat nilai Koefisien
Determinasi (R2) sebesar 0.913 (lihat
Tabel 4.8.). Hal ini berarti bahwa besarnya kontribusi
Belanja Iklan (X) terhadap Volume
Penjualan (Y) Kinerja pegawai adalah sebesar 0.913,
atau dengan kata lain kontribusi efektif
yang diberikan variabel Belanja Iklan terhadap Volume
Penjualan adalah sebesar 91,3 %.
Model Summary
.956a .913 .901 401.713
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Belanja a. Iklan (Jutaan)
Sumber : Diolah dari data primer
1.000 .956
.956 1.000
. .000
.000 .
9 9
9 9
Volume Penjualan (Jutaan)
Belanja Iklan (Jutaan)
Volume Penjualan (Jutaan)
Belanja Iklan (Jutaan)
Volume Penjualan (Jutaan)
Belanja Iklan (Jutaan)
Pearson
Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Volume Penjualan
(Jutaan)
Belanja Iklan
Hasil perhitungan membuktikan terdapat pengaruh antara
variabel bebas Belanja Iklan
dengan variabel terikatnya yaitu Volume Penjualan.
Adapun persentase pengaruh dari
kontribusi efektif yang diberikan adalah sebesar 91,3 persen sedangkan selisihnya yaitu
sebesar 8,7 persen kemungkinan di pengaruhi oleh faktor atau variabel lainnya yang
tidak
diteliti. Dengan memperhatikan variabel Belanja Iklan
tersebut maka korelasi dengan variabel
Volume Penjualan akan berpengaruh positif terhadap
peningkatan volume penjualan
perusahaan.
4.4.3. Simple Regression Linier
Dengan adanya korelasi antara variabel Belanja Iklan
dengan Volume Penjualan,
maka dapat dibuat satu fungsi Simple Regression Linier, dimana Volume Penjualan sebagai
variabel terikat dan Belanja Iklan sebagai variabel
bebasnya. Fungsi Simple
Regression Linier
didapat dari hasil pengolahan dengan menggunakan
program SPSS :
Coefficientsa
2243.797 241.278 9.300
.000
38.765 4.516 .956 8.584 .000
(Constant)
Belanja Iklan (Jutaan)
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Volume a. Penjualan (Jutaan)
Sumber : Diolah dari data primer
Dari Tabel 4.8. di atas, dapat disusun suatu persamaan
Simple Regression Linier
berdasarkan nilai B pada Unstandardized Coefficients, yaitu :
Y = 2243,797 + 38,765 X
Dimana : Y = Volume Penjualan (Jutaan Rupiah)
X = Belanja Iklan (Jutaan rupiah)
Persamaan Simple Regression Linier tersebut mempunyai konstanta (Intercept) sebesar
2243.797 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (t hitung = 9.300), hal ini berarti tanpa
adanya pengaruh variabel Belanja Iklan , maka Volume
Penjualan perusahaan tetap ada, tapi
cukup rendah. Dari hasil analisa ini semakin
memperkuat pernyataan bahwa Belanja Iklan
yang telah dikeluarkan perusahaan mempengaruhi Volume
Penjualan perusahaan secara
significant, seperti pada bahasan sebelumnya.
4.4.4. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh seluruh
variabel bebas yaitu, Variabel
Belanja Iklan (X) secara bersama-sama terhadap variabel
terikat yaitu Volume Penjualan (Y)
pada tingkat kepercayaan tertentu dari tabel ANOVA Pengolahan
data
menunjukkan nilai F hitung sebesar 73.683. Nilai F hitung ini memiliki
signifikansi sebesar
YUDI FAROLA BRAM
20 Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 3 No 6 Desember 2005
0.000 yang berada jauh lebih kecil dari 0.05. Atau dengan kata lain
bahwa variabel bebas
secara bersama-sama mempunyai hubungan yang signifikan
terhadap variabel terikat (Volume Penjualan).
ANOVAb
11890388 1 11890388.05 73.683 .000a
1129612 7 161373.135
13020000 8
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Belanja a. Iklan (Jutaan)
b. Dependent Variable: Volume Penjualan (Jutaan)
Sumber : Diolah dari data primer
4.4.5. Uji T
Uji T ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel
bebas yaitu Belanja Iklan (X)
terhadap variabel terikat yaitu Volume Penjualan (Y)
pada suatu tingkat kepercayaan tertentu.
Uji T ini dilakukan dengan melihat nilai probabilitas
(P Value). Adapun nilai P Value yang
diuji dapat dilihat pada tabel berikut ini.
P Value Dari Parameter
Fungsi Simpel
Regression Linier
No. Parameter P (Value) Perbandingan dengan 0,05
Ketererangan
1 Intercept (a) 0.000 >0.05
Signifikan
2 Parameter X (b) 0.000 <0,05 Signifikan
Sumber : diolah dari data primer
Pada data diatas terlihat bahwa hasil uji T terhadap
parameter a dan b menunjukkan
hasil sebagai berikut :
_ Parameter a (Intercept) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Volume
Penjualan, karena P Value lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti tanpa adanya variabel
bebas Belanja Iklan, perusahaan tetap ada penjualan,
tetapi tidak begitu besar.
_ Parameter b dari variabel X (Belanja Iklan) memiliki nilai P Value
yang jauh lebih kecil
dari 0,05, sehingga Belanja Iklan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Volume
Penjualan. Hal ini berarti Belanja Iklan secara
partial mempunyai pengaruh yang
dominan terhadap Volume Penjualan pada tingkat
kepercayaan 95 persen.
4.4.6. Analisis Parameter Regresi
Berdasarkan hasil uji T, Belanja Iklan secara partial
mempengaruhi Volume
Penjualan, sedangkan pada hasil uji F juga menunjukkan
bahwa Belanja Iklan secara
kumulatif mempengaruhi Volume Penjualan. Sementara itu
koefisien regresi Belanja Iklan
mempunyai parameter sebesar 38,756. Adapun interpretasi dari
parameter tersebut adalah
menyatakan bahwa setiap penambahan (karena bertanda +)
Rp 1 juta (karena satuan Belanja
Iklan dalam juta rupiah) maka akan meningkatkan Volume
Penjualan sebesar Rp 38.756.000,-.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut yaitu
Belanja Iklan secara signifikan
berpengaruh terhadap Volume Penjualan. Hal ini berarti
variabel tersebut, baik secara partial
maupun kumulatif dengan variabel lain secara
signifikan berpengaruh terhadap Volume
Penjualan. Implikasinya adalah bahwa untuk
meningkatkan Volume Penjualan perusahaan di
masa yang akan datang, maka Belanja Iklan merupakan
variabel dominan yang perlu di
perhatikan oleh Pimpinan perusahaan. Perusahaan dapat
semakin menggiatkan Belanja
Iklannya dengan semakin variatif dan agresif kepada
konsumen secara efektif.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis mencoba menyimpulkan beberapa
hal yang dianggap penting,
dari bab sebelumnya serta memberikan saran terhadap
perusahaan khususnya periklanan yang
diharapkan berguna bagi perusahaan dalam upaya
meningkatkan volume penjualan.
5.1. Kesimpulan
Efektifitas iklan dari keempat faktor EPIC tersebut
dinyatakan efektif karena
berdasarkan analisaa dan pembahasan pada bab
sebelumnya didapatkan hasil perhitungan dari
masing-masing variabel berturut-turut adalah 3,558,
2,395, 3,570, dan 3,870. Ternyata Faktor
Communication menjadi faktor yang paling dominan
diantara faktor lainnya. Perusahaan
dapat lebih menekankan pada peningkatan dan
mempertahankan faktor dominan ini dalam
upaya mempertahankan efektifitas iklan.
Analisis regresi yang dilakukan terhadap variabel
Biaya promosi sebagai variabel
independen/bebas dan Volume Penjualan sebagai variabel
dependen/terikat juga menunjukkan
efektifitas kegiatan promosi yang dilakukan secara signifikan.
Hal ini terlihat dari analisis
korelasi, uji F, Uji T dan parameter regresi yang
memberikan hasil yang signifikan terhadap
efektifitas kegiatan promosi terhadap peningkatan
volume penjualan.
5.2. Saran
Untuk lebih dapat meningkatkan efektifitas iklan,
sebaiknya PT Rambang tersebut
menyusun perancangan program periklanan yang efektif
dalam upaya meningkatkan volume
penjualan.
Adapun langkah yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Memberikan informasi yang jelas dan mempengaaruhi
khalayak untuk membeli. Dengan
catatan informasi atau fasilitas yang disajikan
tersebut memang benar-benar ada dan
bagus. Menetapkaan tujuan periklanan yang lebih tepat,
antara lain : melakukan iklan
persuasive.
b. Keputusan tersebut sangat mempengaruhi besar keacilnya
anggaran iklan yang diperlukan.
Sebab kenaikan volume penjualan tersebut tidak terlalu
tinggi dan banyaknyaa perusahaan
yang bergerak dibidang yang sama.
c. Keputusan mengenai pesan efektif haruslah menarik,
spesifik, mudah dimengerti, singkat,
dapat dipercaya, sesuai dengan keinginan pembaca dan persuasive. Tahap-tahap yang
harus dilalui untuk pembuatan pesan yang efektif
antara lain :
1. Perencanaan pesan
Dengan caara induktif yaitu melalui pendapat konsumen
atau dengan caara deduktif
yaitu melihat keputusan yang dirasakan konsumen.
Diharapkan pesan yang disajikan
tersebut ditingkatkan.
2. Evaluasi dan Seleksi Pesan
Pesan iklan haruslah masuk akal dan membangkitkan daya
tarik keinginan para calon
konsumen.
d. Penentuan Media
Dalam menentukan media haruslah dipilih dan
memperhatikan aspek-aspek antara lain :
1. Tiras yaitu banyaknya unit fisik penyampaian iklan
2. Harus diperluas media yang dipakai, seperti :
melalui media elektronik (Audio Visual).
e. Mengukur Efektifitas Iklan
Dalam pengukuran efektifitas iklan tersebut perusahaan
haruslah dapat mengetahui apakah
program perancangan periklanan dan anggaran iklan yang
dikeluarkan tidak sia-sia.
Banyak cara agar konsumen lebih tertarik terhadap PT
Rambang misalnya dengan
cara perusahaan harus memperbaiki kebijaksanaan
promosi, khususnya iklan yang telah
disajikan selama ini, sehingga didalam melakukan suatu
perencanaan promosi dapat
memberikan hasil yang memuaskan terhasap pendapatan
yang diperoleh perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Basu Swasta DH, Irawan. 1995. Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Cetakan
Keempat, Liberty, Yogyakarta.
Batra, Rajeev, Jhon.G Myers, and David A. Aaker. Advertising Management. Fifth edition.
Prentice Hall 1996.
Caples, Jhon . Tested Advertising Methods . fifth edition. Prentice Hall, 1997
Darmadi Durianto,Sugiarto,Anton.W.Widajaj,Hendrawan.S.
Invasi Pasar Dengan Iklan
Yang Efektif, PT.Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2003
Fandy Tjiptono. 1997. Strategi Pemasaran, Cetakan Pertama, Edisi Kedua Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Fredy Rangkuti, 1997, Riset Pemasaran Penerbit PT.Gramedia Jakarta
Husein Umar. 1997. Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran, penerbit
PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
J. Supranto, 1998. Metode Penelitian Penerbit Unit Penerbit dan Percetakan
(UPP)
Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta.
J. Paul Peter dan Jerry C.Olson, 1996, Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran, Jakarta
ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI
PEMASARAN PERUSAHAAN PERCETAKAN DAN
PENERBITAN PT RAMBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE EPIC
MODEL
Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 3 No 6
Desember 2005 23
Nielsen, AC. EPIC Dimensions of advertising Effectiveness.AC Nielsen Ads@work 2000.
Phillip Kottler Marketing Management Prentice Hall, New Jersey
Schiffman Kanuk Consumer Behavior Prentice Hall, New Jersey
Schultz, Don E and Beth E Barnes. Strategic Advertising Campaigns, Fourth Edition, NTC
Bussiness Books, 1995.
Soeratno, Lyncolin Arsyad. 1998. Metode Penelitian Untuk Ekonomi
dan Bisnis, Edisi
revisi, Cetakan Kedua, Penerbit UPP Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN,
Yogyakarta.